Senin (30/4) lalu, kegiatan donor darah digelar lagi di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (FH UGM). Setelah vakum kurang lebih enam bulan, donor darah tersebut diadakan kembali oleh tiga lembaga keagamaan FH UGM. Tiga lembaga tersebut, yakni Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK), Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) dan Keluarga Muslim Fakultas Hukum. Kegiatan ini berlangsung dari pukul setengah sembilan pagi hingga menjelang pukul satu siang.
Dalam melaksanakan kegiatan kemanusiaan tersebut, panitia bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia. Kerjasama tersebut terkait dengan peralatan donor darah. Panitia di sini berfungsi sebagai fasilitator antara pendonor dengan Palang Merah Indonesia.
Antusiasme mahasiswa dan civitas akademika cukup tinggi terhadap kegiatan donor darah ini. Ketika BPPM Mahkamah berkunjung pada pukul 10.30 siang saja, sudah ada 22 (dua puluh dua) orang yang mendonorkan darahnya. Hal ini disampaikan oleh Alif Irvan Praditya selaku perwakilan panitia donor darah.
“Alhamdulillah, banyak yang ingin mendonor. Banyak juga dari mahasiswa yang terdaftar sebagai pendonor aktif. Kegiatan ada kegiatan donor darah di kampus ini tentu dapat memfasilitasi mereka yang ingin mendonor dan juga yang ingin mencoba mendonor untuk pertama kalinya,” kata Alif.
Alif mengatakan bahwa harapannya, jumlah pendonor bisa mencapai 60 orang. “Targetnya sih, 60 pendonor. Tapi ya, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang tidak bisa mendonorkan darahnya. Misal, Hb-nya terlalu rendah atau tinggi, dan kondisi lainnya. Kalo dari PMI sendiri sebenarnya menawarkan kepada kita mau menargetkan berapa, “ terangnya.
Setelah mendonorkan darahnya, pendonor mendapat bingkisan dari Palang Merah Indonesia yang berisi susu, biskuit, sereal, dan obat. Dari panitia penyelenggara donor darah sendiri belum menyiapkan ‘hadiah’ bagi orang yang sudah mendonorkan darahnya. Menurut Alif, ini menjadi pekerjaan rumah bagi panitia untuk kegiatan donor darah berikutnya.
Harapan lainnya diungkapkan oleh Irdan Ardian. Mahasiswa FH UGM angkatan 2017 yang baru mendonorkan darah pertama kali di kampus ini berharap bahwa durasi kegiatan donor darah ini bisa disesuaikan lagi. “Kasian kalau ada orang yang sudah berniat mendonorkan darahnya tetapi gagal karena terbentur jam kuliah,” pungkasnya. (Teks: Fariz, Tata; Foto: Fariz)
