web analytics
Atas Nama Sebuah Nama

Atas Nama Sebuah Nama

[metaslider id=”2603″]

Sanggar APAKAH menyelenggarakan pentasnya yang ke-10 berjudul Atas Nama Sebuah Nama di IFI Yogyakarta, Rabu (9/5). Pentas yang disutradarai oleh Erma Nuzulia Syifa ini membawakan tokoh utama bernama Brata yang digambarkan sebagai seorang mafia hukum. Brata mewakili realitas hari ini bahwa cita-cita supremasi hukum telah gagal akibat berkuasanya orang-orang korup.

“Cerita ini dikemas dan berkaca dari kasus-kasus suap dan korupsi yang selalu menjadi permasalahan di masyarakat,” jelas Andreas Beni sebagai penanggungjawab sekaligus ketua Sanggar Apakah. Menurutnya pentas ini dibuat untuk menyadarkan para penonton betapa pentingnya partisipasi  dan perhatian masyarakat luas untuk tidak apatis dalam memberantas penyelewenangan kekuasaan.

Cerita berawal dari sebuah rig yang meledak dan menewaskan 14 pekerja. Brata sebagai pemilik perusahaan itu memang terkenal memiliki harta berlimpah yang tidak terhitung jumlahnya. Dengan mudahnya, ia dapat menyuap aparat penegak hukum dan menutup mulut orang-orang yang tertindas haknya. Tokoh protagonis seperti, Mokhsa, Aleira, Barindra, Astri, dan Rahmi berusaha membantu penegak keadilan untuk mengusut kasus Brata dan membawanya ke pengadilan.

Pementasan ini memadukan penampilan dari divisi teater, divisi musik, divisi tari, divisi rupa dan divisi sastra dalam pembagian babak maupun menggabungkan beberapa divisi dalam satu babak. Total terdapat 7 babak yang dibawakan dalam pentas ini. Antara lain sebagai berikut :

Babak 1

Rig meledak. Karena kelalaian Brata yang memaksa Barindra untuk menjalankan mesin padahal sudah diperingatkan bahwa tekanan dalam tanah masih tinggi, mengakibatkan rig meledak dan terdapat korban jiwa, yaitu Dibyo yang menjalankan mesin mati terpental ke laut.

Babak 2

Monolog Rahmi, seorang ibu yang ditinggal mati anaknya akibat rig yang meledak dan sampai saat ini tidak ada kejelasan mengenai hal ganti rugi. Selain itu ada pula monolog Astri istri Dibyo, Dibyo merupakan salah satu korban dari rig yang meledak. Setelah monolog tersebut, terdapat adegan Gendhis dan Aleira yang berdebat membahas kejadian rig meledak. Aleira adalah salah satu saksi mata kejadian tersebut dan merasa kejadian tersebut bukan murni kecelakaan. Namun Gendhis mengatakan hal sebaliknya.

Babak 3

Barindra, Moksha, Gendhis, dan Aleira mendatangi rumah Bu Astri untuk bersilaturahmi sekaligus membahas kasus kecelakaan di rig, karena dirasa tidak ada perkembangan dari pihak kepolisian. Mereka mencurigai bahwa Brata dengan kekuasaan dan kekayaan yang ia miliki sudah menyuap polisi, jaksa, dan hakim untuk menutup-nutupi kasus ini.

Babak 4

Mokhsa, Yasmin, Astri, Banindra, dan Gendhis menggelar sebuah aksi yang menyebarkaninformasi tentang Brata, seorang direktur perusahaan di bidang perminyakan yang dengankelalaiannya menyebabkan kematian di tempat kerja. Isu-isu tentang penyuapan Brata terhadappejabat pemerintah pun juga ikut diramaikan dalam aksi ini. Dengan adanya aksi ini,masyarakat besar pun mengetahui soal busuknya Brata dan meminta Brata agar dihukum.

 Babak 5

Mokhsa yang sedang berjalan, tiba-tiba dihampiri oleh seorang pengendara motor berinisial Mr.X. Ia menyiram air keras ke muka Mokhsa sehingga terkena kedua matanya. Mokhsa yangkemudian kesakitan, ditolong oleh teman-temannya, Banindra, Aleira, dan Barindra. Gendhistidak disana.

Babak 6

Terlihat tokoh-tokoh Jaksa, Hakim, Polisi dan Mr. X yang sedang berdiri berjejer di atas panggung dengan lighting mati total. Brata berjalan dengan menghampiri tokoh tersebut satu-persatu, merepresentasikan bagaimana dengan mudah Brata ‘membeli’ tokoh tersebut dengan uangnya. Lighting menyala satu persatu setiap tokoh yang dihampiri Brata.

Babak 7

Monolog Mokhsa tentang keadilan di Indonesia.

Epilog

Brata menghampiri Gendhis dengan sekoper uang di tangannya. Brata memberikan uang tersebut kepada Gendhis. Seiring perginya Brata, Gendhis terdiam dan membuka koper tersebut. Gendhis melihat isi uang yang banyak. Ia melempar uang-uang itu kembali ke koper dan berlari keluar panggung.

Arjun dan Parasu

Leave a Reply

Your email address will not be published.