web analytics

Mabuk Kacang Hijau

“Nggak mau. Adik nggak mau ngerjain tugas. Dikumpulkannya masih lama tahu!” Hentakan si adik mengagetkan seisi rumah sesaat setelah si adik pulang dari main. “Mama sama Kakak nggak tahu ya kalau Adik lagi nggak mood. Huh!”

“Heh, nyicil saja kok. Tuh lihat tumpukan tugasmu. Mau sampai kapan kamu diamkan? Sampai bertelur?” Serobot si Kakak sambil menunjuk ke arah papan list deadline tugas si Adik di kamar mereka. “Ah, Kakak sok tahu. Mending Kakak kerjain tumpukan kertas ujian murid-murid kakak.”

“Aku sudah selesai. Kamu tidak sadar beberapa hari ini aku harus lembur karena waktu sempit yang diberikan Bapak Kepala Sekolah untuk merekap nilai.” Terlihat muka sombong si Kakak menunjukkan rekapan nilai murid-muridnya yang sudah ditulis rapi dalam sebuah tabel.

“Ih, sombong deh lu.” Semprot si adik sambil manyun. “Sombong? Kamu tuh yang sombong semalam baru pulang jam dua pagi, cuma gara-gara nemenin pacarmu nonton bareng sepakbola. Kamu sendiri tidak suka sepakbola kan?”

“Eh suka ya. Liat nih aku punya foto pemain bola yang ganteng.” Sesumbar si adik memperlihatkan salah satu foto pemain sepakbola terkenal, Bemby Pangkas.

“Terserah deh, tapi yang pasti hemat-hematin waktu buat dirimu sendiri. Hilman, pacarmu itu kan bisa nonton bola sama temen-temennya. Ngapain harus kamu? Tuh lihat deadline-mu.” Sambil melihat lebih dekat ke papan list, si kakak menyebutkan 3 tugas paper, 2 tugas review, dan satu laporan untuk koran kampus si adik.

“Banyak tuh tugasmu. Sekarang sudah Mei, pertengahan Juni sudah UAS-kan kamu? Ya ampun, itu tinggal sebentar lagi adikku sayang. Mabuk kamu nanti sama tugas.” Panik si Kakak.

Si Adik dengan santainya menjawab, “tenang saja sih kak. Heboh banget deh. Hilman juga belum buat tugas ini semua kok. Katanya dia nggak akan niat kalau belum dekat deadline. Kalau soal mabuk, ah dia nggak pernah mabuk walaupun sudah beberapa kali jadi deadliner tugas sejak awal kuliah.”

“Itu dia. Bukan kamu. Kamu harus nyicil baca banyak buku nih kalau paper dan review.”

“Udah deh kak, nggak usah maksa Adik. Adik mau tidur duluan. Dah Kakak!”

“Dek..” Ketika si Kakak sudah kehabisan kata-kata untuk menyadarkan adiknya, dia mencoba dengan salah satu eksperimen biologinya. “Sebagai guru biologi, kakak mau memberitahu kepada Adik bagaimana jadinya kalau sebuah tanaman diberi terlalu banyak air ketika disiram.” Si Adik dengan sedikit malas-malasan akhirnya mau mendengarkan kakaknya. Si Kakak punya dua pot kecil dari gelas minuman mineral yang berisi tunas kecil biji kacang hijau. Si kakak lalu menuangkan beberapa tetes air saja ke pot A dan seperempat gelas air ke pot B.

“Nah, kedua pot ini mau kakak taruh di dekat sumur. Semoga dengan apa yang terjadi besok pagi, itu akan mengubahmu. Jangan lupa tengok mereka besok yah. Selamat tidur adikku.” Begitulah kata penutup lembut malam itu dari kakak. Namun karena sudah ngantuk, si adik langsung tertidur tanpa memikirkan maksud kakaknya tadi.

Hari itu hari senin. Rumah sudah sepi. Ayah dan ibu sudah pergi ke kantor, begitu pula kakak yang sudah ke sekolah untuk ikut upacara bendera. Adik baru akan kuliah jam setengah sembilan, jam menunjuk pada pukul setengah delapan. Sambil bermalasan dengan muka kusut, ia menuju kamar mandi dekat dengan sumur di bagian belakang rumah. Sekilas ia melihat dua tunas kacang hijau yang semalam. “Ah paling tidak ada perubahan.” Namun sejenak ia berpikir dan memutar balik. Dilihatnya ada perbedaan yang jelas antara dua tunas itu. Pot A masih terlihat tegak dan segar sama seperti semalam. Namun hal itu tidak terjadi pada pot B. Daunnya layu, air yang dituangkan semalam terlihat tidak diserap dengan baik olehnya. Melihat hal itu, bergegaslah si adik mandi lalu mempersiapkan materi kuliah hari itu. Tidak lupa dia juga kembali melihat tugas yang sudah ia list di papan.

“Oke hari ini pinjem buku buat paper Sosial Ekonomi Asia Timur, baca buku Sejarah Politik ASEAN untuk direview, terus bikin janjian sama Pak Tarno buat wawancara isi laporan majalah kampus. Sip!”

Sebelum bergegas ke kampus adik mengirimkan pesan singkat ke kakaknya, begini kira-kira isi sms: Makasih kakakku tersayang. Kacang hijaumu udah nyadarin aku biar nggak ‘mabuk’. Nanti aku sadarin Hilman sekalian deh (kalo bisa). Hihik. Dik Siska kuliah dulu ya kak. Aku sayang Kak Reta. *bear hugs* :*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *