Kepada kamu, apa kabarmu?
Apakah kamu membenci Desember karena dia penuh dengan awan hitam? Apakah kamu benci sepatumu basah atau tatanan rambutmu rusak terkena percikan air? Apakah kamu membencinya karena membuatmu mengupat terus menerus? Pada akhirnya aku adalah orang yang sama dengan kamu. Ya, karena kita berpusat pada bumi yang sama dan aktivitas kampus yang kurang-lebih sama di FH UGM.
Jika ada kata hubung yang bisa menghubungkan paragraf ini dengan paragraf pertama, maka aku akan memakainya. Sayangnya paragraf ini terlalu menyebalkan untuk ditulis sebab ini masalah politik. Awan hitam di bulan Desember yang sebenar-benarnya ada di sini. Kita akan menyaksikan orang-orang narsis bersolek dan mengagungkan dirinya sendiri. Padahal mereka tahu bahwa Yang Maha Agung sahaja tidak pernah senarsis itu. Maka demikianlah proses politik yang kita pilih sebagai bagian dari demokrasi, demokrasi macam apa? Demokrasi itu macam-macam, disesuaikan kebutuhan dan tingkat ekonomi pemakainya.
Apakah kamu ikut memilih ketua Demajusticia? Apakah kamu ikut memilih Presiden Mahasiswa? Apakah kamu ikut memilih senat? Apakah kamu seorang apatis yang dikira atheis? Apakah kita apakah itu sendiri?
Seharusnya kamu mulai mempertanyakan definisi proses demokrasi di kampus ini sejak awal, jauh sebelum kamu terlalu jauh mempraktekkan sandiwara tanpa usai yang memperebutkan tahta. Seharusnya kamu mengukur seberapa efektif sistem yang kita junjung hari ini. Bukan malah larut kemudian bergembira dalam suatu kefanaan. Demikian penting sebab kamu adalah seorang intektual yang kelak akan menjadi penegak hukum. Ya, karena aku asumsikan kamu semua pembaca adalah mahasiswa hukum FH UGM.
Jika kamu diusir dari kampus karena tidak dapat jatah parkir, lantas kamu melihat anak fakultas sebelah melenggang parkir di lahan parkir kalian. Jika kamu harus naik-turun tangga berkali-kali karena air keran mati padahal kalian kebelet pipis, sementara kamu membayar enam juta rupiah tiap semester. Jika kamu merasakan ruang kelas sangat kotor dan banyak nyamuk atau mesin pendingin ruangannya tidak menyala. Kamu seharusnya berpikir bukan mengeluh.
Semestinya manusia yang kamu beri tahta bisa menjadi corong untuk membantu menyelesaikan permasalahanmu. Ya, setidaknya tahta itu bisa melakukan advokasi atau propaganda untuk menenangkan hati kalian. Sayangnya, selama ini mereka terlalu syahdu membuat acara-acara anti korupsi yang mungkin tempat mereka mengorupsi uangmu, kamu tidak tahu bukan? Lha wong tidak pernah ada laporan pertanggungjawaban yang ditempel di area publik? Laporannya Cuma buat yang punya LSO saja, iya to?
Maaf, ini bukan bujukan supaya kalian anti politik. Ini sekedar prolog dari politik kampus. Semoga kamu bisa cerdas menanggapinya, kalau tidak ya silakan berdoa kepada Tuhan atau jika kamu atheis lebih baik mengumpat atas nama hewan. Jika kurang puas kamu bisa lari ke hutan lalu belok ke pantai.
Jangan terlalu serius menanggapi ini, lebih baik kamu serius belajar supaya indeks prestasimu empat. Semoga kamu akan berbahagia dengan atau tanpa politik kampus ini.
xoxo,
Sekar Surowijoyo.