Oleh: MG Petty Ika C Waine
Bertumbuh, kata tersebut memiliki keidentikan dengan kata pendidikan. Pernyataan itu berdasarkan jurnal dari John Dewey yang mengkaji tentang filosofi pendidikan. Bertumbuh adalah kunci terpenting dari segala perubahan mahkluk hidup begitu pula manusia. Dikaitkan dengan kata “bertumbuh”, selanjutnya dipertanyakan kemana arah dan tujuannya, filsul Darwin menyebutkan untuk hidup yang semakin hidup.1
Paragraf diatas dimaksudkan untuk memancing penulis untuk bertanya lebih lanjut, apa yang dimaksud hidup yang semakin hidup? Tidak ada jawaban yang rigid, karena jawaban tersebut ada dalam masing-masing diri pembaca.
Kedua paragraf diatas adalah simulasi singkat dari kemampuan berpikir analisis (Analytical Thinking) dan penyelesaian masalah (Problem Solving). Kedua kemampuan tersebut adalah suatu cara berpikir secara sistematis dan logis untuk menyelesaikan suatu masalah, mengidentifikasi penyebab, dan mengantisipasi hasil yang tidak terduga.2 Hasil terapan yang jelas dari analytical thinking dan problem solving dapat dilihat dari terwujudnya pendidikan. Disamping itu, analytical thinking dan problem solving juga merupakan bagian dari sistem dalam dunia pendidikan itu sendiri.
Pembiasaan dari analytical thinking dan problem solving akan menciptakan critical thinking. Hasil dari pemikiran kritis (critical thinking) mampu menciptakan inovasi dari suatu kejadian atau permasalahan tertentu. Namun, perlu digarisbawahi bahwa analytical thinking, critical thinking, dan problem solving disebut sebagai kemampuan (skill) dasar manusia. Sifat dari kemampuan itu sendiri akan mudah pudar jika tidak dilatih secara terus menerus. Oleh karena itu, pembiasaan dan pelatihan sangat diperlukan dalam implementasinya.
Upaya implementasi pendidikan akan mampu dicapai dengan oleh masyarakat khususnya pelajar
Melalui pendidikan, pengimplementasian dari tiga kemampuan dasar tersebut seharusnya menjadi pembiasaan pada kaum pelajar semenjak di bangku Sekolah Dasar hingga tingkat Universitas. Berdasarkan riset dari Firma Pendidikan Pearson Amerika Serikat pada tahun 2014, Sistem pendidikan Indonesia menduduki peringkat bawah dalam golongan 5 sebagai negara dengan standar deviasi dibawah rata-rata.3 Sementara salah satu indikator yang menjadi penentu dari baik buruknya suatu sistem adalah metode pendidikan.
Berdasarkan hasil riset, metode pembelajaran di Indonesia menitikberatkan pada pengajar yang lebih aktif dan pelajar yang cenderung pasif.4 Dengan praktek yang secara terus menerus dan pola yang sama, maka analytical thinking, critical thinking dan problem solving skill dari pelajar tidak akan terpacu. Efek samping yang akan didapat adalah kecenderungan untuk menjadi pengikut serta tidak berpikir kreatif maupun solutif.
Pengimplementasian dari ketiga kemampuan dasar adalah hal yang penting bukan hanya pada bidang pendidikan, namun juga dalam kehidupan sehari-hari. Mengacu pada contoh kasus kejadian di tahun 2008 dalam acara The German Chemical Henkel Competition yang merupakan ajang kompetisi produk dasar kimia dengan peserta dari seluruh dunia.5 Tim Indonesia tepilih untuk memasuki level Asia Tenggara, namun selanjutnya gagal untuk memasuki final dikarenakan ide yang tidak original.6 Kejadian ini menarik perhatian dari Utomo Dananjaya, seorang pakar dunia pendidikan yang menyebutkan bahwa sistem pendidikan di Indonesia gagal untuk memupuk kreatifitas dari pelajar karena terlalu menekankan pada menghafal teks.7 Tentu sangat jelas bahwa hasil dari pengimplementasian pendidikan adalah tujuan dari pendidikan itu sendiri, bukan hanya sekedar angka namun juga kemampuan untuk mengembangkan suatu pemikiran.
Pemerintah memiliki peranan terpenting bagi kemajuan pendidikan di masyarakat. Bukan hanya menyiapkan sistem yang tepat di bidang pendidikan, tapi juga harus dilengkapi dengan tenaga pengajar berkualitas dan memacu pelajar dengan prasarana tambahan. Penggunaan kembali Kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2016-2017 bagi siswa tingkat SD hingga SMA yang diikuti dengan revisi merupakan langkah perkembangan pendidikan di Indonesia. Dasarnya, Kurikulum 2013 memegang teori 5M (mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis dan menciptakan) yang mana proses berpikir siswa tidak dibatasi dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya.8
Mengutip dari The Economist pada tahun 2014 bahwa pemerintah akan mulai melaksanakan pelatihan untuk tenaga pengajar yang mana tolak ukur dari keberhasilan pengajar akan didasari pada performa dari pelajar. 9 Sementara itu, prasarana tambahan yang dapat diberikan dari pemerintah bagi pelajar untuk memacu 3 kemampuan dasar diatas dapat berupa bantuan dana riset. Bantuan dana riset yang diberikan oleh pemerintah di tahun 2017 bagi pelajar tingkat universitas mencapai Rp 1,395 Triliun Rupiah.10
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir menyebutkan bahwa pemberian dana bagi riset ditujukan demi kualitas dari pelajar tingkat universitas. Nasir juga akan memberi support supaya perguruan tinggi mempermudah sistem pertanggungjawaban keuangan riset bagi mahasiswa selama transparansi dan akuntabilitas terjamin. 11
Upaya implementasi pendidikan akan mampu dicapai dengan oleh masyarakat khususnya pelajar. Terlebih, pemerintah juga memberikan dorongan positif akan perubahan sistem yang berbasis pada kemajuan pola pikir pelajar. Namun, kembali ditegaskan bahwa cepat lambatnya kemajuan dan hasil yang signifikan ditentukan oleh kemauan dari pelajar untuk terus berkembang. Karena berdasar pada fakta ilmiahnya, bahwa ketiga kemampuan dasar yaitu analytical thinking, critical thinking dan problem solving adalah kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu.
1 John Dewey, The Need for Philosophy of education, Studies in Education Vol. 7, 1934
2 https://www.bowdoin.edu/hr/manager-toolkit/PA7-review-resources-competency-analytical-thinking.shtml
3 The Learning Curve published by Pearson 2014 Report
4 http://edukasi.kompas.com/read/2012/11/27/15112050/Sistem.Pendidikan.Indonesia.Terendah.di.Dunia
7 Ibid
8 https://jetjetsemut.blogspot.co.id/2016/03/tahun-ajaran-baru-2016-2017-kurikulum.html
9 http://www.economist.com/news/asia/21636098-indonesias-schools-are-lousy-new-administration-wants-fix-them-schools
10 https://m.tempo.co/read/news/2017/01/06/079833275/dana-riset-2017-pemerintah-gelontorkan-hampir-rp-1-4-t
11 ibid