Beberapa bulan ini, FH UGM (Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada) sedang membangun gedung baru. Tidak dapat dipungkiri bahwa proyek pembangunan ini sangat besar. Sehingga, dalam tahap pembangunannya memakan tempat yang sangat luas. Pembangunan ini juga membawa dampak bagi rakyat FH UGM yang berbahagia. Salah satunya adalah sulit untuk mencari lahan parkir yang aman, nyaman, dan tentram di dalam fakultas sendiri.
Ketika pembangunan ini dimulai, sudah terlihat bawa lahan parkir yang biasa digunakan (dekat perpus) akan tergusur. Hal ini disebabkan oleh pembangunan yang membutuhkan lahan yang luas. Sampai-sampai, mahasiswa membuat dan menjalankan langkah kreatif. Langkah kreatif ini membuat “Parkiran Alternatif” bagi mahasiswa yang membutuhkan tempat parkir, khususnya kendaraan roda dua. Mahasiswa ini membuat parkiran karena tidak cukupnya tempat parkir kendaraan roda dua di dalam FH dan di lembah UGM. Para mahasiswa yang menginisiasikan “Parkiran Alternatif” ini patut diapresiasi. Langkah yang dilakukan dan diciptakan untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa ini sangat membantu. Walau, parkiran ini masih abu-abu mengenai legalitasnya. Dalam kata lain, parkiran ini masih syubhat. Apa ini termasuk parkir liar atau pihak fakultas sudah mengamini keberadaan parkiran ini? Terlepas dari hal itu, saya akan membahas tiga tipe mahasiswa pengguna “Parkiran Alternatif”.
Dalam keseharian parkir-memarkir, saya telah memperhatikan gerak-gerik mahasiswa yang melakukan kegiatan itu. Terkadang, hal-hal seperti ini membuat saya tertawa. Ada mahasiswa yang suka marah, parkirnya tidak rapih, dan hal-hal serius yang dapat ditertawakan. Dibawah ini adalah hasil observasi semata dan curahan hati dari dari teman-teman.
Pertama, Mahasiswa Frontliner
Mahasiswa jenis ini biasanya selalu mengambil kelas pagi dan memarkirkan kendaraannya di garda terdepan. Entah, apa motif atau latar belakang mahasiswa jenis ini parkir di garda terdepan. Mungkin dia kalah KRS (Kartu Rencana Studi) secara online karena servernya down atau memang dia mahasiswa yang rajin. Mereka mudah masuk untuk parkir, kadang sulit untuk keluar. Hal ini disebabkan karena banyak motor yang parkir dan berjejer di belakangnya.
Kedua, Mahasiswa Sat-Set-Sat
Lain dengan mahasiswa jenis ini, mahasiswa ini suka terburu-terburu. Biasanya, alasan yang sering digunakan adalah tidur terlalu malam, bangun kesiangan, atau jalanan yang padat merayap, padahal memang orangnya saja yang kebo. Dengan adanya beberapa alasan diatas, mereka bisa seenaknya parkir tanpa memikirkan orang lain. Parkir nya tegak lurus atau kurang serong, sehingga menghambat keefektifan mobilitas sesama pengguna parkir. Dari pagi menuju siang parkirannya rapih, siang menuju sore amburadul atau berantakan. Matanya jeli, mencari-cari lahan parkir. Sempit atau luasnya tidak jadi persoalan. Ibarat kentut lah, tidak mengenal tempat dan waktu.
Ketiga, Mahasiswa Kesel
Jenis mahasiswa ini sering bersitegang dengan mahasiswa sat-set-sat. Mereka merasa kesal dan terpelatuque jika melihat ada motor-motor yang menimbulkan kesulitan dalam mobilitasnya. Ada yang menyalurkan rasa kesalnya dengan mencabut plat motornya dan diganti kertas (ngeri sih), ada yang sampai menjatuhkan motornya (parah juga sih), dan ada juga yang menyalurkannya dengan tulisan (ini baru keren). Pada dasarnya mahasiswa kesel hanya memiliki satu tuntutan kepada seluruh pengguna parkiran, yaitu parkir yang rapih dan tertib. Supaya parkiran alternatif tidak ditutup atau diharamkan oleh pihak fakultas.
Anda berada di posisi tipe manapun tidak jadi persoalan. Sesama pengguna parkiran alternatif hendaknya kalian memposisikan diri menjadi pengguna yang baik, tertib, dan rapi. Bagaimanapun juga. kita semua adalah rakyat FH UGM yang ingin bahagia dari hal-hal yang sederhana. Jangan sampai hal-hal sederhana membuat kita naik darah dan naluri binatang terlihat. Jadi mohon untuk seluruh pengguna parkir, yang baik, tertib, dan rapi ya. Untuk pihak fakultas, hendaknya cepat melegalisasi parkiran alternatif ini. Sehingga, hal-hal yang tidak diinginkan dapat di cegah oleh aparat berwenang. Seperti, mengerahkan SKKK (Satuan Keamanan dan Keselamatan Kampus) menjaga ketertiban kegiatan parkir di daerah syubhat ini.
Ini adalah curhatan saya mengenai tipe-tipe mahasiswa yang menggunakan “Parkiran Alternatif”. Semoga tulisan ini memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya. Harus diingat kawan-kawan sekalian, dalam suatu hal yang serius terdapat hal yang dapat ditertawakan.
—————————-
Mengutip petuah Mantan Presiden RI, Alm. Gus Dur
“Orang yang ingin tahu tentang orang lain, harus memahami lelucon. Jangan Gampang Tersinggung Dengan Lelucon”