web analytics
Orasi dan Aubade dalam Kongres Pancasila XI

Orasi dan Aubade dalam Kongres Pancasila XI

1.211 peserta dari 37 kelompok paduan suara ramaikan Orasi Kebangsaan dan Aubade Pancasila dalam rangkaian acara Kongres Pancasila XI yang berlangsung di Balairung UGM Yogyakarta, Rabu (14/08/2019). 

Kongres Pancasila merupakan acara tahunan yang rutin diselenggarakan Pusat Studi Pancasila UGM. Pada penyelenggaraannya yang ke-11, kongres ini mengusung tema aktualisasi Pancasila dalam merajut kembali persatuan bangsa. Dalam rangkaiannya, Kongres Pancasila XI menampilkan tokoh-tokoh nasional dalam Orasi Kebangsaan dan Aubade Pancasila. Orasi ini menghadirkan Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika RI dan Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai pembicara.

Dalam orasinya, Rudiantara memaparkan hal-hal yang harus dilakukan masyarakat ketika menerima hoaks. Masyarakat harus memperbanyak literasi dan turut mengawasi isu di dunia maya dengan cara membatasi akses serta menutup akun yang berisi hoaks. Hal ini dibantu penegakan hukum dari kepolisian dan pendidikan anti hoaks. Rudiantara juga menegaskan pentingnya pembatasan terhadap isu-isu yang ada karena dianggap menjadi salah satu penyebab maraknya hoaks di Indonesia.

“Hal nomor satu yang bisa kita lakukan adalah jangan biarkan jempol kita lebih cepat daripada pikiran kita. Kecenderungannya di dunia nyata orang tidak berani berbuat sesuatu, di dunia nyata orang tidak berani membuat kenyataan yang mencemarkan nama baik seseorang. Tapi di dunia maya, orang cenderung lebih berani mencemarkan nama baik orang lain karena tidak ada koridor yang membatasi.” papar Rudiantara.

Menurut Rizal, panitia acara, tujuan orasi dan aubade adalah untuk memperingati hari kemerdekaan RI serta menumbuhkan kembali rasa nasionalisme dan mengingat kembali pelaku sejarah bangsa ini. Rizal juga menegaskan bahwa tanggung jawab untuk menanggulangi hoaks adalah tanggung jawab semua lapisan masyarakat. 

“Kita sekarang ada di era informatika dimana teknologi berkembang pesat. Jadi seiring dengan teknologi yang semakin pesat itu juga seiring dengan fenomena hoaks. Sudah jadi tanggung jawab kita bersama untuk menangkal hoaks.” ujar Rizal. 

Setelah rangkaian orasi kebangsaan, para tamu undangan disuguhi penampilan paduan suara dari pasukan Aubade Pancasila yang terdiri dari 37 kelompok paduan suara. Kelompok paduan suara tersebut terdiri dari kelompok siswa sekolah dasar hingga kelompok lanjut usia. Aubade yang dipimpin oleh Ki Priyo Dwiarso selaku konduktor ini membawakan beberapa lagu nasional diantaranya Indonesia Subur, Bangun Pemudi Pemuda, dan Indonesia Jaya.

Kegiatan puncak Kongres Pancasila yang nantinya menghadirkan Wakil Presiden RI, Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, sebagai pembicara kunci diharapkan dapat memberikan pengalaman baru bagi para peserta kongres maupun penonton orasi dan aubade dalam rangka memperingati hari kemerdekaan RI yang ke-74 tahun ini.

Menanggapi orasi yang disampaikan oleh Sultan dan Rudiantara, Vita dan Ika, pendamping SD Negeri Tegal Panggung, berpendapat agar cerdas memandang isu. 

“Jangan terpengaruh dengan isu-isu atau berita yang belum pasti. Semoga tidak terpecah belah.” ujar Ika.

[metaslider id=”2816″]

Penulis: Alfina dan Karenina
Foto: Selma
Editor: Faiz

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *