BPPM Mahkamah (25/01) — Dikenal sebagai negara dengan kemajuan teknologi yang tinggi, Jepang juga dikenal sebagai negara yang cukup sering mengalami bencana. Oleh sebab itu, Jepang dikenal aktif dalam pengembangan upaya menanggulangi bencana alam, salah satunya melalui pameran ide kreatif dan inovatif.
Dimulai sejak tahun 2013, Earth Manual Project merupakan salah satu pameran seni ide kreatif dan inovatif yang mengangkat isu mengenai tanggap bencana yang berasal dari Negeri Sakura, Jepang. Earth Manual Project bertujuan untuk berbagi dan belajar ide-ide kreatif mengenai kebencanaan. Pada bulan Maret 2018, pameran ini telah diselenggarakan di 19 negara dan meliputi karya-karya dari negara yang juga cukup sering mengalami bencana, diantaranya Indonesia, Filipina, dan Thailand.
Di Yogyakarta, Earth Manual Project, Disaster and Design: For Saving Lives ini diselenggarakan oleh Asia Center Japan Foundation berkolaborasi dengan Universitas Gadjah Mada dan Ikatan Arsitek Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menggarap desain kreatif mengenai tanggap bencana. Diselenggarakan pada 11-31 Januari 2020, Earth Manual Project juga bekerja sama dengan Design and Creative Center Kobe (KIITO) dan Plus Arts.
Lost Home
Ketika memasuki ruang pameran, pengunjung akan disambut dengan proyek Lost Home. Proyek Lost Home merupakan gambaran mengenai wilayah pra bencana yang digambarkan melalui maket yang dibuat oleh mahasiswa arsitek dari Universitas Kobe dan Universitas Gadjah Mada. Kedua maket yang dibuat oleh masing-masing universitas menggambarkan dua kondisi wilayah pra bencana yang berbeda. Universitas Kobe menggambarkan wilayah pra bencana tsunami yang melanda Jepang pada tahun 2011 lalu. Sementara maket yang dibuat oleh mahasiswa arsitek Universitas Gadjah Mada, menggambarkan wilayah pra bencana pasca erupsi Gunung Merapi. Di samping maket, proyek Lost Home juga menampilkan foto-foto pra bencana yang terjadi baik di Jepang maupun di Yogyakarta.
Rumah Inti (Indonesia)
Selepas melihat maket wilayah pra bencana, pengunjung akan disambut desain rumah tanggap bencana karya anak bangsa. Desain-desain rumah tersebut merupakan bentuk apresiasi atas ketidakpuasan warga selama ini terhadap rumah evakuasi di kawasan bencana alam yang kemudian disebut dengan Rumah Inti. Replika dari desain rumah sendiri berfokus pada kawasan pasca bencana gempa bumi di Pulau Lombok tahun 2018. Melalui ide Rumah Inti, harapannya ide itu dapat digunakan untuk membangun hunian pertama pasca terjadi bencana gempa bumi.
Tidak hanya menampilkan desain-desain mengenai kebencanaan, Earth Manual Project juga menyuguhkan kerajinan-kerajinan tangan yang dibuat dari sampah. Sampah-sampah yang dikumpulkan diolah menjadi alat-alat musik, pajangan, dan boneka menggemaskan. Kerajinan-kerajinan tersebut dibuat sebagai wujud cinta bumi yang dilakukan dengan mendaur ulang sampah menjadi kerajinan tangan menarik.
Diharapkan dengan adanya Earth Manual Project, masyarakat khususnya pengunjung pameran dapat semakin memahami mengenai kebencanaan. Masyarakat khususnya pengunjung pun dapat semakin peka akan permasalahan bencana alam. Dengan demikian, kedepannya masyarakat yang menjadi korban bencana dapat mendapatkan fasilitas yang baik dan sesuai dengan kebutuhan.
Reporter: Rosa
Editor: Mustika