Mawar di Persimpangan Jalan
Oleh: Mochamad Akmal Prantiaji Wikanatha
Jujur, sudah lama aku memendam.
Menyimpan segala bara rasa yang seketika dingin tatkala terujar
Sudah kucoba untuk mengunci rapat,
Namun tak mampu sebab ia sungguh menyiksa
Menggelitik sekaligus mencekik
Memaksaku untuk berteriak dalam kelakarmu
Lalu aku bisa apa?
Cuma membayang, menulis, dan berharap
Supaya menanti menjelma menjadi menunggu,
Tunas tumbuh menjadi pohon,
Pohonnya berbuah, dilalap ulat
Hingga bermetamorfosa menjadi kupu-kupu.
Sebuah proses panjang yang berkesinambungan
Dengan kebaikan yang saling menyahut
Oh, sungguh harapan indah.
Sayang bahwa “harapan” itu, seringkali kontras
Bak bunga mawar yang kau doakan tak akan menguning
Mawar yang kau jampi-jampi agar tetap wangi abadi
Mawar yang sepanjang tahun akan terus bermekaran
Mawarku yang tak akan dihempaskannya di persimpangan jalan.
Sekali lagi aku bisa apa?
Hanya meratapi harapan yang dipatahkan oleh realitas dan hukum alam.
Sumber foto: https://id.pinterest.com/pin/571535008955118939/?lp=true