web analytics
CEK FAKTA: COVID-19 dan Hewan Kurban

CEK FAKTA: COVID-19 dan Hewan Kurban

« of 3 »

Kehadiran pandemi COVID-19 saat ini sangat merubah berbagai macam tata cara hidup manusia. Khususnya ketika melakukan kontak dengan khalayak ramai. Orang-orang dalam melakukan segala kegiatannya dituntut untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ada demi mencegah penyebaran COVID-19. Mendekati hari raya Idul Adha, salah satu isu yang santer terdengar adalah perihal perlunya tes kesehatan bagi hewan kurban. Tujuan dari tes ini tidak lain adalah guna memastikan bahwa hewan yang akan disembelih dan dikonsumsi oleh masyarakat nantinya tidak menjadi media baru penularan COVID-19. Gagasan ini muncul disebabkan oleh kekhawatiran akan adanya kemungkinan transmisi virus melalui hewan kurban, mengingat potensi penyebaran akan sangat tinggi jika hal tersebut terjadi. Lalu, apakah hal ini memang diperlukan?

WHO, dalam laman resminya, menyatakan bahwa virus lain dalam keluarga coronavirus sebagian besar berasal dari hewan. Namun, untuk virus penyebab COVID-19 atau SARS-CoV-19 ini merupakan virus baru pada manusia sehingga belum bisa dipastikan bahwa hewan merupakan sumber dari virus ini karena penelitian sendiri masih berlangsung. Sejauh ini terdapat  beberapa kasus penularan virus dari manusia ke mamalia lainnya, seperti kucing, musang, dan anjing. Berdasarkan hasil  eksperimen, virus penyebab COVID-19 pada hewan dapat menular dari spesies yang sama seperti sesama kucing dan musang. Namun, hingga saat ini belum terbukti penyebaran virus dari hewan-hewan tersebut kepada manusia, sebab penyebaran umumnya terjadi melalui percikan liur ketika orang yang terinfeksi berbicara, bersin, dan batuk.[efn_note]

World Health Organization, “Pertanyaan dan jawaban terkait coronavirus”, https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public, diakses 23 Juli 2020.[/efn_note] Selain itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (P2PVTZ) Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan virus SARS-CoV-2 termasuk penyakit zoonotik. Penyakit zoonotik adalah penyakit infeksi yang ditularkan di antara hewan vertebrata atau sebaliknya.[efn_note]Ririh Yudhastuti, 2012, Penyakit Bersumber Binatang dan Pengendaliannya, Pustaka Melati, Surabaya.[/efn_note] Dia berkata virus yang berasal dari kelelawar itu mengalami mutasi dan menyebabkan pandemi COVID-19. Dia menambahkan contoh kasus anjing di Hongkong yang terbukti terinfeksi. Kucing dan harimau Malaya di Bronx Zoo, New York, juga  tercatat positif COVID-19. Oleh karena itu perlu ditinjau mengenai keberadaan virus tersebut pada hewan peliharaan, hewan ternak, maupun hewan liar. [efn_note]CNN Indonesia, “Studi: Kucing Bisa Saling Menularkan Virus Corona”, https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200514173852-199-503493/studi-kucing-bisa-saling-menularkan-virus-corona, diakses 23 Juli 2020.[/efn_note]

Perlu ditekankan bahwa fakta yang menunjukkan adanya kasus hewan yang terinfeksi tidak secara simultan menunjukkan bahwa hewan dapat menularkan virus tersebut kepada manusia. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), mengatakan bahwa belum ada bukti yang menunjukan hewan peliharaan, ternak, atau satwa liar dapat menularkan COVID-19. Ahli pengobatan keluarga Neha Vyas juga berpendapat bahwa hewan peliharaan belum terbukti bisa menularkan virus corona jenis baru ke manusia.[efn_note]

Ariska Puspita Anggraini, “Bisakah Hewan Peliharaan Menularkan Virus Corona”, https://health.kompas.com/read/2020/03/31/180000468/bisakah-hewan-peliharaan-menularkan-virus-corona-?page=all, diakses 23 Juli 2020.[/efn_note] Selain belum dapat dibuktikannya penularan dari hewan ke manusia, perlu pula ditinjau kemungkinan tersebut dengan mengacu komponen biologis virus dan manusia. 

Menurut pakar Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof. Dr. Suwarno, drh., M.Si ketika Pelatihan Pembuatan Disinfektan Untuk Menetralkan Pencemaran Coronavirus Pada Pemotongan Hewan Qurban 1441 H Bagi Pra Takmir Se-Kota Surabaya, pada dasarnya struktur sel hewan berbeda dengan struktur sel manusia, dimana struktur sel hewan tidak cocok dengan reseptor virus corona. Perbedaan inilah yang menyebabkan COVID-19 tidak dapat menular ke hewan. Beliau menegaskan tidak ada penularan COVID-19 dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Yang ada adalah penularan dari manusia ke manusia. Sehingga perlu diperhatikan penggunaan APD dan penerapan protokol kesehatan selama pemotongan berlangsung. Maka panitia pemotongan hewan kurban harus selektif dalam melakukan hal ini.[efn_note]

Dadang Kurnia, “Pakar Tegaskan Daging Qurban tak Berisiko Tularkan Covid-19”, https://republika.co.id/berita/qdwowr335/pakar-tegaskan-daging-qurban-tak-berisiko-tularkan-covid19, diakses 23 Juli 2020.[/efn_note] Di kesempatan yang sama pula,  Prof.  Dr. Wiwik Misaco Yuniarti, drh., M.Kes tidak ada bukti ilmiah bahwa hewan menjadi sumber infeksi COVID-19 ke manusia. Maka yang perlu diperhatikan kemudian ialah segala hal berkaitan pelaksanaan pemotongan itu sendiri, seperti limbah, penyembelihan, pemotongan hingga pengantaran yang harus mengikuti protokol kesehatan seperti melakukan physical distancing dan personal hygiene.[efn_note]Erika Eight Novanty, “Pakar: Hewan Kurban Tidak Berisiko Menularkan Covid-19”, http://news.unair.ac.id/2020/07/20/pakar-hewan-kurban-tidak-berisiko-menularkan-covid-19/, diakses 23 Juli 2020.[/efn_note]

Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan diatas, isu yang berkembang dalam masyarakat mengenai penularan COVID-19 melalui hewan kurban tidak terbukti kebenarannya. Sejauh ini penularan COVID-19 hanya dapat terjadi antar manusia lewat percikan air liur saat berbicara, bersin, dan batuk, selain itu reseptor yang ada pada virus dinilai tidak cocok dengan struktur sel hewan. Meskipun terdapat temuan mengenai hewan yang terinfeksi COVID-19 dari manusia, tetapi hingga saat ini tidak ada temuan mengenai hewan terinfeksi dapat menularkan virus tersebut kepada manusia. Untuk saat ini fakta yang dapat diyakini kebenarannya bahwa virus penyebab COVID-19 menular antar manusia, sehingga ketika pelaksanaan penyembelihan hewan kurban perlu diperhatikan penerapan protokol kesehatan seperti penggunaan APD, melakukan physical distancing, dan senantiasa menjaga kebersihan selama penyelenggaraan.


Penulis
: Amalia Deryani Putri, Billa Ratuwibawa, M. Guntur Nasution
Penyunting: Afnan Karenina Gandhi

One thought on “CEK FAKTA: COVID-19 dan Hewan Kurban

Leave a Reply to reyhan Cancel reply

Your email address will not be published.