web analytics
“Demokrasi”, PPSMB Fakultas Hukum Virtual Pertama dalam Sejarah

“Demokrasi”, PPSMB Fakultas Hukum Virtual Pertama dalam Sejarah

BPPM Mahkamah – Untuk pertama kali dalam sejarah, Fakultas Hukum menyelenggarakan Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) secara daring. Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan, melainkan karena adanya force majeure yang memaksa semua orang dari berbagai kalangan tidak dapat melakukan pertemuan bersifat seremonial secara tatap muka. Keadaan yang demikian turut mempengaruhi pemilihan tema besar PPSMB FH 2020, yaitu DEMOKRASI.

“Demokrasi”, Primadona Topik dalam PPSMB FH 2020

Kevin, selaku koordinator umum dari panitia, menyatakan bahwa keadaan pandemi memangkas ‘jatah’ interaksi banyak orang, sehingga banyak engagement dialihkan ke media sosial. Informasi melalui media sosial sangat cepat menyebar luas. Terbuka lebarnya arus informasi dibarengi dengan paham kebebasan berpendapat yang luas pula, membuat maraknya pemberitaan yang tidak benar beredar di masyarakat. Oleh karena itu, harus ada pembatasan diri. Hal tersebut dilakukan juga agar pendapat yang dikeluarkan dapat dipertanggungjawabkan, terlebih sebagai mahasiswa fakultas hukum.

“Berhubung kita anak hukum harus berani mengemukakan pendapat tapi tetap juga tahu parameternya bagaimana,” tutur mahasiswa angkatan 2019 tersebut.

Taufiq Adiyanto, selaku koordinator gugus dari panitia dosen pun mengamini relevansi tema besar ini dengan kondisi pandemi sekarang. Selain itu, beberapa waktu yang lalu sempat terjadi beberapa kejadian yang menimpa sivitas FH dalam hal kebebasan di era digital. Dosen departemen hukum pajak tersebut juga telah melihat antusiasme dari para mahasiswa baru, yang menunjukkan bahwa pemilihan tema terbukti tepat sasaran.

“Relevansinya juga terbukti ketika sesi kuliah umum yang menghadirkan Prof. Eddy dan Bu Indri dari ELSAM, antusiasme mahasiswa baru begitu luar biasa. Begitu banyak pertanyaan dan semuanya kontekstual dengan apa yang kita alami sehari-hari,” jelasnya kala tim BPPM hubungi secara daring.

[metaslider id=3956]

Beda 2020 dengan Tahun-tahun Sebelumnya

Selain perbedaan teknis pelaksanaan, Kevin mengungkapkan ada pembeda yang jelas selama dua hari pelaksanaan PPSMB. “Ketika hari pertama kami fokus ke hal-hal berat seperti kuliah umum dan FGD tentang etika penulisan, walaupun terdapat ice breaking di tengahnya. Di hari kedua, kita bener-bener full senang-senang, contohnya ada pembahasan tentang lingkungan FH itu seperti apa, juga ada faculty tour, yang mana aku lihat di tahun ke tahun tidak ada pembedaan yang jelas,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia merasa adanya struktur kepanitiaan yang lebih jelas, terlihat dari adanya koordinator umum dari mahasiswa, di mana hal tersebut belum ada di tahun sebelumnya. Juga terdapat fokus lebih di sisi penugasan mahasiswa baru, yang dibuktikan dengan adanya divisi penugasan dalam susunan kepanitiaan yang ada. 

Yang Baru, Tentu Ada Hambatan

Karena kebaruannya yang bersifat mendadak, panitia pelaksana PPSMB FH baik dari mahasiswa maupun dosen tentu merasakan adanya hambatan sejak awal dicanangkannya acara. Kevin menilai keadaan demikian masih membuat “kaget” berbagai pihak, sehingga kegiatan yang masih “abu-abu” ini menghadapi banyak tantangan di tengahnya.

“Dari birokrasinya, karena pihak unit, ditmawa atau task forcenya itu masih butuh penyesuaian, jadi dari panitia mahasiswa, panitia dosen, maupun ditmawa, ya sama-sama kaget dengan mekanisme seperti ini,” ulasnya.

Sedangkan dari segi waktu, Taufiq menuturkan bahwa secara praktis waktu persiapan kurang dari tiga bulan. “Keputusan untuk menyelenggarakan PPSMB secara daring akhirnya disepakati di level universitas pada pertengahan Mei 2020, sehingga praktis hanya punya waktu persiapan kurang dari 3 bulan,” ujarnya. Hal tersebut turut diangguki oleh Kevin. Panitia mahasiswa terhitung terbentuk 2 bulan sebelum pelaksanaan, dan relatif lebih ‘mepet’ dibandingkan dari universitas ataupun fakultas lainnya.

“PPSMB tahun ini juga berbeda karena diselenggarakan satu bulan lebih mundur dari biasanya, yakni minggu kedua September 2020. Hal ini dikarenakan adanya perubahan kalender akademik yang memulai perkuliahan di pertengahan September 2020,” imbuh Taufiq.

Tak Melulu Hambatan, PPSMB “Demokrasi” juga Punya Kelebihan

Panitia menyepakati bahwa tujuan yang ingin dicapai pada PPSMB tahun ini adalah terjalinnya hubungan yang lebih rekat antara panitia dengan para peserta. Adapun hal tersebut dilakukan melalui corong divisi pemandu yang menjadi garda terdepan informasi bagi mahasiswa baru. Mereka pun sepakat bahwa hal tersebut telah berhasil dicapai, terbukti dari meningkatnya intensitas interaksi antara pemandu dengan peserta.

“Para peserta juga banyak mengunggah kebersamaan dengan para pemandu. Jadi, lebih hangatlah PPSMB tahun ini,” tukasnya.

Kedua, tujuan lain yang juga tercapai yakni lebih banyak pelibatan LO/LSO/Komunitas. Hal tersebut terbukti dari partisipasi materi video mengenai pengenalan LO/LSO/Komunitas yang dilakukan secara asynchronous. Tak hanya itu, LO/LSO/Komunitas turut dilibatkan dalam inagurasi sekaligus penutupan acara PPSMB FH dalam welcoming video untuk para mahasiswa baru.

Sepatah Dua Patah untuk Mahasiswa Baru

Kepada para mahasiswa baru, Kevin mewakili panitia PPSMB FH 2020 mengucapkan permintaan maaf dan titipan semangat untuk turut berdinamika bersama di FH.

“Bagaimanapun juga kondisinya seperti ini, kita tidak bisa memaksakan harus begini begitu. Kami meminta maaf karena masih banyak kekurangan dari acara kami. Jadi, mari berjuang bersama-sama ke depannya, dan sukses di FH,” urainya.

“Pun demikian kami berharap usaha terbaik kami yang telah dipaparkan dalam PPSMB FH 2020 ini, semoga bisa diserap oleh teman-teman peserta PPSMB FH 2020. Jangan malah patah semangat karena tidak bisa merasakan PPSMB yang luring, yang digadang-gadang jauh lebih menarik,” imbuh mahasiswa berambut gondrong tersebut.

Foto-foto Euforia PPSMB FH UGM Tahun Sebelumnya

[metaslider id=3938]

Penulis: Athena
Editor: Mustika

Leave a Reply

Your email address will not be published.