web analytics
Guns, Germs, and Steel: Mengapa Sejarah Perkembangan Manusia Berbeda di Tiap Benua?

Guns, Germs, and Steel: Mengapa Sejarah Perkembangan Manusia Berbeda di Tiap Benua?

Judul: Guns, Germs, and Steel (Bedil, Kuman, dan Baja)
Penulis: Jared Diamond
Penerbit: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Tahun Terbit: 2013
Tebal Halaman: 624 Halaman

Buku Guns, Germs, and Steel ini membawa kita menjelajahi sejarah umat manusia. Sejarah manusia selalu lekat dengan sifat manusia itu sendiri, yaitu selalu berubah dan berkembang. Manusia memainkan peran yang sangat signifikan dalam menuliskan tinta sejarah. Namun, seperti yang kita rasakan saat ini, dunia nampaknya bersikap tidak adil. Mengapa dunia ini sangat timpang? Ada bangsa yang sudah sangat maju, namun ada yang jauh tertinggal. Segala bentuk kemajuan dan modernitas seakan-akan digerakkan oleh satu bangsa saja, dan, ya, kita sebut mereka bangsa Barat. Sedangkan bangsa-bangsa yang lain terseok-seok mengikuti, bahkan tidak sedikit yang ditindas oleh mereka yang lebih kuat.

Guns, Germs, and Steel terdiri dari sebuah kata pengantar, prolog, sembilan belas bab dan sebuah epilog. Prolog menjadi titik sentral permasalahan yang hendak dibahas dalam buku ini, kemudian dilanjutkan dengan empat bagian yang menjadi fokus utama pembahasan. Bagian satu berjudul Dari Eden ke Cajamarca; bagian kedua berjudul Kemunculan dan Penyebaran Produksi Pangan; bagian ketiga berjudul Dari Makanan ke Bedil, Kuman, dan Baja; dan, bagian keempat berjudul Berkeliling Dunia Dalam Lima Bab. Lalu terakhir, ditutup dengan epilog berjudul Masa Depan Sejarah Manusia Sebagai Sains.

Jared Diamond adalah seorang ahli biologi molekuler dan juga peneliti. Penelitiannya tentang evolusi burung membawanya menelusuri tanah yang sama sekali asing baginya, namun surga bagi objek penelitiannya. Ialah tanah Papua. Di sana, ia tentu tidak hanya bertemu dengan hewan dan tumbuhan, namun juga penduduk setempat. Temannya, Yali, banyak membantunya melakukan penelitian. Jared sangat kagum padanya. Hingga pada suatu hari, Yali menanyakan satu pertanyaan yang sangat penting. “Mengapa kalian orang kulit putih membuat banyak barang berharga dan membawanya ke Papua, tapi kami orang kulit hitam memiliki sedikit barang berharga sendiri?”

Pertanyaan yang tampaknya sederhana, namun sangat sulit untuk dijelaskan secara objektif. Pertanyaan itu pun berkembang lebih lanjut menjadi, mengapa sejarah perkembangan manusia berbeda-beda di setiap benua? Ia memulai dengan menjelaskan secara singkat asal mula manusia yang berasal dari tanah Afrika, kemudian perlahan menyebar ke bagian bumi lainnya. Manusia memiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi karena ditopang dengan kecerdasan akal. Pada mulanya, setiap manusia memiliki kemampuan yang sama satu sama lain. Tidak ada sekelompok manusia yang mengungguli sekelompok manusia yang lain, sebab kita dilahirkan tanpa perbedaan. 

Menurutnya, titik tolak untuk menandai perbedaan perkembangan sejarah manusia dapat dilacak hingga 13.000 tahun silam. Sebab, pada masa itu, manusia sudah menyebar di seluruh benua. Mulailah manusia hidup dengan keunikan lingkungannya masing-masing. Pada masa ini, mulai terdapat perbedaan kecepatan perkembangan masyarakat di berbagai belahan dunia. Dengan munculnya bahasa, tulisan, dan pertanian menjadikan manusia sebagai makhluk yang sama sekali berbeda. Dengan bahasa, manusia dapat lebih memahami satu-sama lain. Dengan tulisan, suatu hal dapat diabadikan dan memicu peradaban yang jauh lebih tinggi. Dan dengan pertanian, manusia mulai dapat hidup dalam kelompok masyarakat yang lebih besar serta membangun pemerintahan.

Dalam hipotesisnya, Jared membantah pendapat yang mengatakan bahwa segala perbedaan ini disebabkan murni oleh faktor interen si manusia. Ia lebih menekankan pada signifikannya faktor lingkungan dengan segala keunikannya yang turut menentukan arah sejarah manusia. Namun, hal ini tidak serta merta menafikan peran manusia itu sendiri yang memiliki kecerdasan dan kebebasan dalam bertindak. Dengan tegas, ia pun menolak segala argumen rasis yang menurutnya sudah tidak dapat diterima lagi di zaman modern sekarang ini.

Jared menjabarkan bagaimana karakteristik wilayah yang ditempati oleh sekelompok manusia begitu mempengaruhi kecepatan perkembangan peradabannya. Wilayah yang bentuknya melebar sejajar khatulistiwa seperti Eurasia memungkinkan perpindahan penduduk, hewan dan tanaman yang lebih masif karena perbedaan iklim yang tidak terlalu mencolok. Sehingga, peradaban bermula di daerah Eurasia lebih dahulu dan lebih cepat menyebar ke daerah-daerah di sekitarnya. Keistimewaan inilah yang menyebabkan manusia di daerah Eurasia menikmati peradaban lebih cepat dibandingkan daerah lainnya. Bandingkan dengan Benua Amerika yang memanjang dari utara ke selatan dan Benua Australia yang terisolasi serta sebagian besar gurun pasir.

Dalam Guns, Germs, and Steel ini, Jared sangat lihai dalam menjabarkan peristiwa-peristiwa sejarah untuk mengungkap fakta ataupun membantah teori atau pemikiran yang sudah ada. Segala antitesis dari anggapan umum manusia tentang sejarah dihadirkan dengan begitu apik. Alasan-alasan yang dikemukakan menjadi sangat logis dengan didukung dengan fakta sejarah dan bukti yang kuat. Buku terjemahan yang saya baca juga diterjemahkan dengan sangat baik tanpa mengurangi esensi dari maksud si penulis. Ilustrasi dan tabel yang diberikan juga cukup jelas untuk menerangkan informasi kepada pembaca.

Meskipun telah banyak menjelaskan mengenai sejarah dinamika peradaban manusia, Guns, Germs, and Steel ini belum membahas banyak mengenai relevansi pada masa kontemporer yang menurut hemat penulis, sama pentingnya untuk dibahas. Dapat kita lihat bahwa sampai sekarang pun, ketimpangan di antara negara-negara dunia masih terjadi. Kendati demikian, buku Guns, Germs, and Steel karangan Jared Diamond ini sangat penting dibaca oleh para mahasiswa terutama yang mendalami ilmu sosial maupun masyarakat umum. Sehingga, kita tidak kehilangan pijakan masa lalu. Bukan untuk dijadikan patokan abadi, namun sebagai pembelajaran yang dapat dipetik hikmahnya.  (Alvin Danu Prananta)

Sumber Foto: The First Tribute to Columbus/artsandculture.com

One thought on “Guns, Germs, and Steel: Mengapa Sejarah Perkembangan Manusia Berbeda di Tiap Benua?

Leave a Reply

Your email address will not be published.