web analytics

NEGARA ITU BERNAMA MEDSOSNESIA

Wahai anak anak waktu,

Lihatlah negara itu dengan seksama!

Hampir runtuh negara itu dirongrong sistem keparat yang karatan 

Kian hari kian redup wibawanya,

tersedot habis oleh mulut kotor perusahaan demokrasi milik para oligarkis

yang memonopoli media dalam pemasaran produk cacatnya.

Perusahaan kotor yang mengarahkan konsumen menentukan pilihan dengan doktrin, fitnah, dan propaganda yang disebarkan

Rakyatnya diberi hak untuk bersuara tetapi menganjurkan para pemegang saham untuk memotong telinga dan memberangus mulutnya.

Dengan amplop rakyatnya digiring, berduyun duyun menjadi suporter di tribun pemegang saham terkuat dalam laga final perebutan kekuasaan

Dengan amplop wasitnya bergerak memimpin untuk menentukan pemenangnya

 

Wahai anak anak waktu, lihatlah negara itu dengan penuh rasa iba!

Negara yang sakit teramat keras, overdosis memakan angin kebebasan yang menerbangkan jati diri dan karakternya.

Fungsi organnya terganggu terkena kanker kapitalis.

Politiknya tak berfungsi terdiagnosa terkena virus pragmatis.

Rakyatnya menangis merengek rengek menagih janji manis.

Tapi pemegang saham terlanjur memotong telinga tak mendengarkan apa apa,

mereka terlanjur memberangus mulutnya, duburnya yang bicara.

Tak habis pikir rakyatnya melebur dengan media,

Berkamuflase dengan berjuta identitas menerjang dengan jari jari yang bersuara,

sebagai stimulan agar organ organ negara berjalan menjalankan fungsinya.

Semenjak itu resmilah berdiri negara baru dengan Netizen rakyatnya,

viralisme kebijakan pembangunannya, netizenkrasi sistem politiknya, negara itu bernama “Medsosnesia”

 

Wahai anak anak waktu.

Seharusnya mereka mencontoh negara indonesia.

Negara yang gemah ripah loh jinawi.

Negara yang bersih dari korupsi, tak mengenal kolusi, nepotisme dibenci.

Rakyatnya dikenyangkan dengan kemakmuran dan kemerdekaan yang nyata.

Pemimpinnya tabligh, amanah, siddiq, fathonah.

Negara sehat yang subur demokrasinya, waras politiknya, rapi sistem hukumnya, berfungsi dengan baik organ organnya.

Rakyatnya tak perlu melebur dengan media,

Karena suara rakyatnya takkan teredam oleh pekikan orasi yang keluar dari pantat para petingginya.

Suara yang takkan tenggelam oleh ancaman aparatnya

Suara yang didengar dengan seksama

Keluhan dikabulkan dengan bijaksana

Itulah negara kita, negara indonesia

Merdeka untuk khayalan kita semua!

 

Oleh: Radea Basukarna Prawira Yudha

Leave a Reply

Your email address will not be published.