web analytics
“Mari Kak Rebut Kembali!”: Mewadahi Aspirasi Kaum Marjinal dalam Aksi International Women’s Day Jogja 2024

“Mari Kak Rebut Kembali!”: Mewadahi Aspirasi Kaum Marjinal dalam Aksi International Women’s Day Jogja 2024

“Mari Kak Rebut Kembali!”: Mewadahi Aspirasi Kaum Marjinal dalam Aksi International Women’s Day Jogja 2024

Konsolidasi massa yang mengawali aksi

Pada  hari Jumat (8/3), teman-teman yang berasal dari berbagai macam latar belakang dan identitas mulai dari mahasiswa, aktivis, hingga buruh mulai berdatangan dan berkumpul di Bundaran UGM, Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang dipilih sebagai titik kumpul pada International Women’s Day (IWD) March Jogja 2024.

Aksi IWD Jogja 2024 dimulai dengan konsolidasi massa di titik kumpul yang sudah disepakati (Bundaran UGM). Dengan atribut yang didominasi ungu sesuai anjuran dress code, poster tuntutan, dan alat  bunyi-bunyian, teman-teman yang mengikuti aksi lantas bersama-sama menyuarakan aspirasi, tuntutan atas keresahan, maupun kritik mereka yang selama ini tidak terdengar, luput dari perhatian publik.

Memaknai Slogan “Mari Kak Rebut Kembali!”

banner IWD Jogja 2024 yang menunjukkan slogan Mari Kak Rebut Kembali!

Mengacu pada unggahan akun instagram iwdjogja, “Mari Kak Rebut Kembali” yang digunakan sebagai slogan aksi IWD tahun ini berasal dari plesetan lirik lagu Mari Bung Rebut Kembali yang merupakan seruan untuk merebut kembali kemerdekaan. Kemerdekaan pada konteks ini diartikan sebagai bebas dari segala macam penindasan. 

“”Mari Kak Rebut Kembali” itu hasil voting dan musyawarah dari teman-teman yang ikut konsol di PKBI DIY. Ada beberapa pilihan, salah satunya ada mari kak rebut kembali, sebelumnya itu bukan mari kak rebut kembali, malah justru mari beb kita rebut kembali sama mari jeng kita rebut kembali, tapi akhirnya –jeng dan –beb ini kita ganti –kak biar gender-neutral dan inklusif tentunya,” jelas Nana, salah satu komite penyelenggara IWD Jogja 2024.

“Mari Kak Rebut Kembali” tidak mengusung tema atau isu spesifik, hal ini berdasarkan konsiderasi fakta bahwa teman-teman yang mengikuti aksi berasal dari pelbagai komunitas dan  individu yang memiliki keresahan masing-masing. Tiap kelompok punya tuntutan masing-masing dan aksi IWD berfungsi sebagai wadah yang menampung dan menampilkan tuntutan maupun aspirasi tadi.

“Harapannya, dengan tema Mari Kak Kita Rebut Kembali ini, kita bisa mewadahi, kita bisa mengadvokasi, kita bisa mengajak teman-teman bareng-bareng untuk mengisi mari kak kita rebut kembali titik titik titik, apa sih yang mau direbut dari temen-temen sendiri?” ujar Yolanda yang merupakan staff Humas IWD Jogja 2024.

Apa yang Dituntut?

beberapa contoh poster tuntutan yang ditampilkan pada saat aksi

Ada banyak tuntutan yang disuarakan pada saat aksi, terlihat dari ragam kata-kata yang terpajang di poster tuntutan. “Akhiri migrasi paksa, ciptakan lapangan kerja layak di Indonesia”, “Lawan Seksisme! Hancurkan Kapitalisme”, “Berikan Akses yang Aman dan Nyaman untuk Perempuan Lintas Iman dalam Beribadah dan Berorganisasi”, “Edukasi Seksualitas dan Kesehatan Reproduktsi Komprehensif Sekarang!”, dan masih banyak lagi. Tuntutan-tuntutan yang disuarakan teman-teman yang mengikuti aksi sangat beragam dan multidimensional, mulai dari isu ketenagakerjaan, kesehatan, agraria, ekspresi gender dan seksualitas, sengketa adat, politik, ekonomi, hingga lingkungan hidup. IWD 2024 memberikan kebebasan bagi teman-teman yang mengikuti aksi untuk menyuarakan apa yang menjadi keresahan di benak mereka. Hal tersebut selaras dengan tujuan aksi yang berkomitmen untuk mewadahi berbagai tuntutan ini untuk kemudian terdengar.

Komite IWD 2024 sendiri, melalui selebaran press release yang dibagikannya, telah mencoba untuk menyusun bersama tuntutan yang dirangkum menjadi 5 tuntutan umum dan 21 tuntutan khusus. 5 tuntutan umum tersebut yaitu:

  1. Bangun ruang aman dan inklusif di segala sektor dan tingkatan.
  2. Wujudkan lingkungan kerja tanpa diskriminasi dan kekerasan serta jamin upah layak dan hak-hak pekerja.
  3. Solidaritas dengan setiap kelompok yang mengalami diskriminasi, stigma, represi, dan penjajahan.
  4. Buka seluasnya dan fasilitasi akses informasi atas hak kesehatan seksual dan reproduksi serta ragam gender di berbagai sektor dan tingkatan.
  5. Hentikan perampasan ruang hidup dan perusakan lingkungan.

Panggung Rakyat sebagai Media Penyalur Aspirasi

penampilan orasi pada panggung rakyat yang disediakan komite

Pasca berkumpulnya massa, kegiatan IWD 2024 dilanjutkan dengan berbagai penampilan yang terbuka secara umum untuk teman-teman yang mengikuti aksi. Rangkaian penampilan orasi, musik, puisi, tuntutan, tarian, ditampilkan di panggung rakyat yang disediakan oleh komite IWD. 

Pengekspresian tuntutan oleh Beranda Migran dan International Migrant Alliance

Salah satu penampilan yang menyampaikan tuntutan ditampilkan oleh Beranda Migran dan International Migrants Alliance yang membicarakan isu ketenagakerjaan terkait pekerja migran dan diskriminasi terhadap perempuan pekerja migran.  

“Tanpa disadari, jutaan masyarakat, khususnya di pedesaan miskin kota, dan bahkan hari ini mereka yang lulus dari universitas tapi tidak mampu mencari kerja, akhirnya harus merantau ke luar negeri dengan menjual tenaganya sebagai pekerja migran. Mereka di luar negeri bukannya bahagia dan sejahtera, upah kami sangat rendah, tidak ada hak libur, bahkan harus menetap di perusahaan atau rumah-rumah majikan,” ungkap representasi dari Beranda Migran dan International Migrants Alliance.

Beranda Migran dan International Migrant Alliance memaparkan bahwa mayoritas perempuan pekerja migran seringkali menderita kekerasan dan eksploitasi seksual pada saat bekerja. Cerita-cerita mengenai pekerja migran yang mengalami kekerasan hingga hukuman mati sudah lama menjadi pemberitaan publik. Namun, sangat disayangkan hingga saat ini tidak ada pertanggungjawaban dari Pemerintah Indonesia terhadap keselamatan, keamanan, dan kesejahteraan pekerja migran, terlepas dari elu-eluan pemerintah terhadap pekerja migran sebagai pahlawan devisa negara. Isu mengenai ketidakmampuan Pemerintah Indonesia dalam menyediakan lapangan kerja layak berujung pada migrasi paksa, human trafficking, hingga pungutan biaya yang dibebankan kepada pekerja migran turut menjadi sorotan dalam pengekpresian tuntutan ini. Melalui pemaparan dari representasinya, Beranda Migran dan International Migrant Alliance mengajak seluruh perempuan Indonesia, teman-teman mahasiswa, dan semua sektor yang menghadari aksi IWD Jogja 2024 untuk menuntut pertanggungjawaban pemerintah Indonesia atas isu terkait.

“Kami tidak terima keluarga kami hancur, masa depan kami hancur, anak-anak yang kami kuliahkan tinggi-tinggi dengan pengorbanan selama puluhan tahun di luar negeri akan menjadi calon-calon pekerja migran hanya karena pemerintah sangat sibuk mencari keuntungan dibanding pemberdayaan dan kesejahteraan di dalam negeri,” tutup Beranda Migran dan International Migrants Alliance dalam penyampaian tuntutannya.

Salah satu penampilan puisi dari partisipan aksi IWD Jogja 2024

penampilan tari

Selain pengekspresian tuntutan, terdapat pula pembacaan-pembacaan puisi, orasi, hingga tari. Beragam penampilan ini merupakan pengekspresian bentuk lain dari upaya mendapatkan hak, dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa teman-teman dapat menyuarakan pendapatnya dengan tidak terbatas pada penyampaian orasi semata, melainkan juga melalui berbagai bentuk sarana kreatif lainnya. 

Mengupayakan Aksi yang Inklusif dan Aman

pembacaan tuntutan khusus oleh teman Tuli dengan didampingi juru bahasa isyarat

Dalam upayanya untuk menjadikan aksi IWD menjadi suatu aksi yang inklusif terhadap seluruh partisipan, komite IWD Jogja 2024 menyediakan juru bahasa isyarat untuk mengakomodasi teman-teman Tuli yang turut berpartisipasi dalam aksi. Keberadaan juru bahasa isyarat ini memungkinkan teman-teman Tuli untuk kemudian ikut menampilkan aspirasinya di panggung rakyat dengan bantuantranslasi yang disampaikan kepada massa partisipan aksi IWD.

kata-kata “sapa pundak jika butuh pembalut” yang tertulis di kaos salah satu komite IWD Jogja 2024

Aksi IWD Jogja 2024 ditegaskan sebagai ruang yang bebas dan aman dari segala bentuk diskriminasi. Melalui unggahan mengenai panduan keamanan pada saat aksi (Saling Jaga), teman-teman yang mengikuti aksi diwajibkan untuk menghormati keragaman identitas dan latar belakang (ras, etnis, ekspresi gender, orientasi seksual, dan agama, status kesehatan, dan status sosial). Lebih lanjut, massa diminta untuk menjauh dari kerumunan jika ingin merokok, meminta persetujuan (consent) sebelum memotret atau mengunggah foto wajah orang lain, menghormati privasi dan batasan orang lain, larangan pelecehan seksual maupun kekerasan dalam bentuk apapun, menggunakan panggilan yang netral gender, dan aturan-aturan lainnya.

Membandingkan IWD 2023 dan IWD 2024

Perbedaan paling signifikan yang membedakan aksi IWD Jogja 2024 dari tahun lalu terletak pada pemilihan tempat aksi. Aksi IWD Jogja yang pada tahun lalu berlokasi di Titik Nol Kilometer Yogyakarta pada tahun ini diubah lokasinya menjadi Bundaran UGM. Sistematika aksi juga mengalami perubahan. Long march pada tahun ini ditiadakan dari rangkaian kegiatan aksi dan diganti menjadi penampilan-penampilan di panggung rakyat. Selain itu, keberadaan juru bahasa isyarat juga menjadi suatu perbedaan positif yang menambah aspek inklusivitas aksi di tahun ini.

Pada tahun ini pula, komite IWD Jogja mengadakan acara-acara prakondisi yang bertujuan untuk memperkenalkan aksi IWD yang berada di Yogyakarta. Pada rangkaian acara prakondisi, diadakan panel-panel diskusi mengenai pekerja perempuan, juga perempuan pada daerah tambang–mereka yang berada di daerah Wadas, Jomboran, dan teman-teman lainnya.

“Kami juga mengadakan tes kesehatan tahun ini, pemeriksaan HIV gratis, pemeriksaan IVA, dan juga pemeriksaan umum seperti gula darah. Lalu kami juga mengajak teman-teman membuka stand dan tenant, dan juga lagi-lagi panggung perempuan,” jelas Yolanda.

Harapan Kedepannya dan Penutup

“Kedepannya mungkin bisa lebih inklusif lagi, agar ada temen-temen seperti teman Tuli tadi, ada kemajuan dari tahun ini. Agar kedepannya lebih inklusif, lebih menyuarakan pemberdayaan, dan mungkin lebih terstruktur lagi ya,” tutur Nana ketika ditanya Mahkamah mengenai harapannya terhadap aksi IWD Jogja kedepannya. 

Komite IWD Jogja 2024 secara umum berharap bahwa kedepannya aksi ini dapat terus menjadi wadah bagi kaum marjinal untuk bersuara dan menyatakan tuntutan atas kegelisahan di benak mereka. Selain itu, IWD Jogja 2024 diharapkan dapat memberikan eksposur terhadap isu-isu yang jarang dibicarakan di ruang publik, hingga isu-isu tersebut dapat terselesaikan alih-alih dibiarkan menjadi persoalan yang tidak kunjung diselesaikan dan diperhatikan oleh pemerintah.

pembacaan tuntutan khusus oleh komite IWD Jogja 2024

Aksi IWD Jogja 2024 ditutup dengan pembacaan tuntutan-tuntutan dan press release dari komite IWD. 5 Tuntutan umum dibaca bersama-sama dengan teman-teman yang mengikuti aksi, lantas dilanjutkan dengan pembacaan 21 tuntutan khusus oleh masing-masing representasi komite. Terakhir, press release yang selebarannya telah terlebih dahulu disebar kemudian direiterasi dan menjadi penanda yang mengakhiri rangkaian kegiatan dari aksi IWD Jogja 2024. Berikut merupakan penggalan terakhir dari press release yang disampaikan oleh komite IWD Jogja 2024,

“Pada tanggal 8 Maret ini, mari kita mengenang semua perempuan yang telah melakukan perlawanan atas penindasan: di pegunungan, di jalan-jalan, di pabrik-pabrik, di kota dan di desa, di segala bidang dan dimana-mana; perempuan-perempuan pendahulu kita, dan yang sedang bersama kita, dan kita sendiri, dan generasi perempuan mendatang yang telah dan akan mewarnai setiap tempat dengan warna kebebasan. Kami menyerukan persatuan perempuan untuk memperkuat perjuangan bersama menuju dunia yang lebih adil dan merdeka.

Mari Kak, Kita Rebut Kembali!

Komite International Women’s Day (IWD) Jogja

Yogyakarta, 8 Maret 2024.”

Selamat Hari Perempuan Internasional! #MariKakKitaRebutKembali

Penulis: Bianca Aurelia

Reporter: Regina Ayu Amara Devi, Natasa, Hestina Anggry, Lintang Dyah, Annisa Dwi Alfianti, Bianca Aurelia, Ganeshara Jilan

Penyunting: Putri Pertiwi 

Leave a Reply

Your email address will not be published.