web analytics

Istirahatlah Kata-kata: Sebuah Potret Ketakutan dan Kekhawatiran Wiji Thukul

film istirahatlah  kata-kata
Poster film Istirahatlah Kata-kata

Judul         : Istirahatlah Kata-kata

Jenis          : Biografi

Sutradara  : Yosep Anggi Noen

Durasi        : 97 menit

Pemeran    : Gunawan Maryanto, Marissa Anita,

                     Melanie Subono, Eduwart Boang

Peresensi   : Hanifah Febriani (2013)

 

Wiji Thukul selama ini dikenal sebagai sosok yang lantang dengan keberaniannya. Akan tetapi, film biografinya yang berjudul Istirahatlah Kata-kata hanya menampilkan secuil kedigdayaan Wiji Thukul. Sisanya, film ini menampilkan sisi humanis Wiji Thukul lengkap dengan ketakutan dan kekhawatiran seorang Wiji Thukul pada masa pelariannya.

Istirahatlah Kata-kata sebagian besar mengambil latar sekitar tahun 1996 di Pontianak, saat ia menjadi buronan. Film ini menceritakan perpindahannya dari satu tempat persembunyian ke tempat persembunyian lain. Semua tersaji lengkap dengan perasaan debarnya. Sisi kesedihan terangkat tatkala ia rindu akan anak dan istrinya.

Dalam film ini, bukan hanya Wiji Thukul yang bergejolak. Istrinya, Sipon, menyimpan ketakutannya tersendiri. Ia sampai pada titik hanya tersisa harapan agar suaminya tetap ada di dunia ini. Tanpa harapan untuk pergi atau kembali.

Walaupun ia pergi jauh dan bersembunyi, Wiji Thukul selalu kembali. Meski akhirnya rezim memaksa ia untuk menghilang. Istirahatlah Kata-kata tidak akan mengisahkan detik-detik kala ia menghilang. Jangan pula berharap cuplikan-cuplikan membara pada saat ia membacakan puisinya.

Secara visual, film besutan Yosep Anggi Noen ini lebih sering berlatar redup pas dengan alur cerita yang diangkat. Penonton akan tetap dimanjakan dengan sajian kata-kata indah dari sang penyair dengan sedikit humor di sana-sini.

Sebuah apresiasi tinggi patut disematkan pada film yang memang dibuat agar kita membicarakan kembali Wiji Thukul. Istirahatlah Kata-kata adalah upaya untuk merawat ingatan dan menyisipkan keberanian pada generasi muda penikmat reformasi. Untuk itu, sangat sayang melewatkan film peraih penghargaan Golden Hanoman Award 11th Jogja-NETPAC Asian Film Festival ini. Selamat menonton!

Leave a Reply

Your email address will not be published.