web analytics
SUARA BISU & MANUSIA TULI

SUARA BISU & MANUSIA TULI

Dengung debunya masih terasa
Menempel di kulitku
Sepah
Tapi mereka tak mau tau
Seakan tak mau tau
Berlagak memalingkan muka
Lihatlah ujung hidungnya yang berdetak di moncong senapan
Basi

Deru nafasnya masih terasa
Berembus dibalik dedaunan kering yang meluruh bersamaan dengan tangisnya
Darahnya
Yang menembus ke ibu kami

Sepatnya masih terasa
Di depan kami
Keringatnya mengucur deras dari pelipis
Seperti air mancur di rumah-rumah pejabat
Seperti air di dagunya yang merayap
Ia menangis
Tanpa derap

Apakah masih terasa olehmu?
Serat-serat sekarat yang tertahan di tenggorokan
Karena ia dipaksa berhenti dan dibungkam oleh gumpalan, apa?
(Malam mungkin)
Sebelum selesai ia telan ludahnya yang liat itu

Padahal belum tentu ia tak terjaga sepanjang gulita
Sampai pagi
Berhias lampu-lampu kecil yang merayap dan mencetak bayangannya sendiri

Ia bangun sedini mungkin
Mencuci muka, lantas menyesap sepucuk pahitnya kehidupan lewat bibirnya yang
bergetar
Seperti ingin mengeluarkan kata-kata yang tak bisa dikeluarkan
Seperti ingin mengucapkan kata-kata yang tak bisa ia ucapkan

Tapi telinganya terus berdengung, sakitnya minta ampunJerit tertahan yang menghantam jiwanya, kesekaratan yang tak terbendung lagi,
atau hasrat untuk mati

Ia menghela nafas, sudah, sudahi semua ini
Saya tidak sanggup lagi, ucapnya, entah pada siapa
Mungkin pada angin, mungkin pada dedaunan
Mungkin pada orang yang baru saja lewat di depan kompleksnya

Tapi sia-sia, karena mereka memang tuli
Ia meraup wajah, tertawa
Hambar
Melihat pantulan wajahnya di cermin, inilah kau si sialan yang bisu
Lucu

Ingin rasanya ia berkata, berteriak, dan murka
Tapi kemudian ia buka mulutnya
Menggumam
Perlahan
Sia-sia
A T
Di tempat yang sama, September 2022

Leave a Reply

Your email address will not be published.