Ibu, lihatlah dia telanjang
Begitu banyak orang melihatnya tapi
tidak ada yang datang menawarinya baju
Tidakkah mereka merasa iba karenanya?
Ibu, ceritakan lagi soal jendela kursi atau bunga di meja
Gambarkan padaku tentang hal-hal masa lalu
Sudah terangkah hingga menyisakan terik?
Masih gelapkah hingga pengap?
Atau memang sengaja dibuat temaram?
Ibu, aku tahu pilumu
meski aku tak mampu menjadimu
Percayalah aku coba merasa rasa itu
Aku menengok dari dalam jendela rapuh
Aku duduk di atas kursi timpang
lantas mencium bunga kering di meja
tapi tetap temaram
Hitam masa lalu
Tak bisa terbayang tentang hal di depan
hingga ini ditulis semua masih
temaram.
Aku tahu temaram yang tergenggam
itu sunyi.
*Terinspirasi dari puisi berjudul Rindu karya Subagyo Sastrowardoyo
Terkhusus untuk keluarga Bapak Basuki Raharja
dan semua keluarga yang masih memendam duka lara
akibat pelanggaran HAM masa lalu.