web analytics
Sah, Pemilihan Rektor UGM di Tingkat Mahasiswa akan Menggunakan Sistem Dewan Elektoral

Sah, Pemilihan Rektor UGM di Tingkat Mahasiswa akan Menggunakan Sistem Dewan Elektoral

Rabu (24/2) bertempat di Gedung Pusat UGM, Majelis Wali Amanat Unsur Mahasiswa (MWA UM) melaksanakan musyawarah tentang penetapan tata cara pemilihan rektor UGM Tahun 2022. Musyawarah tersebut dihadiri oleh perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) UGM dan juga perwakilan seluruh lembaga eksekutif di tingkat fakultas dan sekolah di UGM baik secara langsung maupun daring melalui zoom. Untuk pertama kalinya suara mahasiswa dilibatkan secara langsung dalam proses pemilihan rektor. Maka dari itu, musyawarah tersebut bertujuan untuk menentukan cara apa yang akan digunakan dalam pemilihan rektor di tingkat mahasiswa, sebelum akhirnya ada satu nama calon rektor yang akan dibawa ke forum universitas oleh MWA UM.

Musyawarah tersebut menghasilkan dua hal. Pertama, mekanisme pemilihan rektor akan dilakukan menggunakan sistem electoral college (dewan elektoral). Berbeda dengan sistem satu orang satu suara yang biasa kita dengar dan laksanakan di Indonesia, sistem dewan elektoral dilakukan dengan pemilihan atau musyawarah terlebih dahulu di lingkup yang lebih kecil yaitu fakultas dan sekolah, kemudian hasilnya akan dibawa ke forum universitas. Kedua, musyawarah menyepakati siapa saja yang menjadi pemegang hak suara dalam pemilihan rektor kali ini. Terdapat 21 lembaga yang memegang suara dalam pemilihan rektor nanti. Lembaga-lembaga tersebut, yaitu: delapan belas BEM Fakultas, satu BEM Sekolah Vokasi, satu pascasarjana, dan satu forum komunikasi UKM.

“Akhirnya kami tetapkan untuk menggunakan lembaga electoral college. Kami sepakati dengan suara diambil secara bottom up (diambil dari tingkat bawah ke atas). Akan ada musyawarah di tingkat fakultas dan sekolah terlebih dahulu, kemudian barulah akan disampaikan hasil musyawarahnya di tingkat forum universitas,” ujar Ade Agoes Kevin Dwi Kesuma Parta yang merupakan salah satu MWA UM UGM.

Sosialisasi pemilihan rektor ini terus digalakkan kepada setiap lapisan mahasiswa agar tidak terjadi kesalahpahaman. Selain itu, pengawasan penyelenggaraan musyawarah di tingkat fakultas juga dilakukan dengan membuat suatu tim fasilitator atau organ pelaksana yang mengawasinya. Sebelumnya, muncul kekhawatiran dari Pimpinan Dewan Mahasiswa Fisipol dan BEM KM Fakultas Teknik terhadap apatisme mahasiswa dalam pemilihan rektor ini, serta hasil luaran dari musyawarah di tingkat fakultas yang tidak bagus akibat parameter pada proses pemilihannya yang tidak jelas.

Pandu Wisesa selaku Koordinator Umum Forum Advokasi UGM menjelaskan bahwa pengawalan dan pemilihan rektor dibagi menjadi 3 tahap. Tahap pertama, berlangsung hingga pengumuman lolos seleksi administrasi. Pada tahap ini panitia lebih berfokus pada sosialisasi mekanisme pemilihan rektor sampai di tingkat mahasiswa. Tahap kedua, fokus beralih kepada mengkritisi  kebijakan dan gagasan yang ditawarkan oleh seluruh bakal calon rektor. Mahasiswa diharapkan memahami kualitas dari bakal calon rektor yang akan mereka pilih. Terakhir, tahap ketiga berfokus pada musyawarah. Musyawarah ini dilaksanakan oleh 21 lembaga pemegang hak suara di lingkupnya masing-masing dengan dikoordinatori oleh tim pelaksana yang tetap menghormati otonomi masing-masing lembaga. Proses musyawarah ini dilaksanakan dalam waktu yang cukup singkat.“Skenario terburuknya hanya tiga hari. Yang satu hari itu dipakai untuk acara voting tingkat universitas. Efektif hanya dua hari teman-teman di tingkat  fakultas atau sekolah bisa mengadakan musyawarah,” ujar Pandu.

Panitia juga mengatakan telah mengantisipasi kemungkinan apabila ada beberapa pihak mengkritik proses yang dijalankan dalam pemilihan rektor di tingkat mahasiswa. “Jikalau kritiknya terkait dengan pelaksanaan, kami sangat terbuka. Namun, jika kritiknya terhadap hal-hal fundamental seperti sistem, kembali lagi, kami hanya melaksanakan apa yang teman-teman telah sepakati pada musyawarah hari ini,” tegas Pandu.

Pemilihan rektor kali ini sangat berbeda karena untuk pertama kalinya suara mahasiswa dilibatkan secara langsung dengan mengadopsi sistem dewan elektoral. Hal ini juga menjadi ajang demokrasi bagi mahasiswa UGM. Diharapkan rektor yang akan terpilih nanti sesuai dengan keinginan elemen mahasiswa dan dapat menjawab segala tantangan UGM ke depannya. 

Reporter : Aditya Gilang, Alvin Danu

Penulis : Aditya Gilang, Alvin Danu

Penyunting : Salwa Azzahra

Foto : Alvin Danu

Leave a Reply

Your email address will not be published.