web analytics
26 Tahun Kasus Pembunuhan Jurnalis Udin Tak Terungkap, Koalisi Masyarakat Surati Sri Sultan

26 Tahun Kasus Pembunuhan Jurnalis Udin Tak Terungkap, Koalisi Masyarakat Surati Sri Sultan

Selasa (16/8), sekelompok warga berkumpul di depan kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta di Jalan Malioboro Nomor 16, Kota Yogyakarta. Warga membawa poster bertuliskan “Wartawan Udin, Dibunuh Karena Berita.”

Tri Wahyu, Koordinator Koalisi Masyarakat untuk Udin menjelaskan, aksi peringatan kematian jurnalis Udin seperti hari itu sudah digelar bertahun-tahun setiap tanggal 16 Agustus. Pada 16 Agustus 1996 lalu, Fuad Muhammad Syafruddin atau Udin, seorang jurnalis surat kabar Bernas dari Yogyakarta, meninggal dunia setelah diserang orang tak dikenal di kediamannya. 

Melansir tirto.id, Udin diserang karena tulisan-tulisannya tentang korupsi, kolusi, dan nepotisme membuat pemerintah yang berkuasa saat itu meradang. Hingga hari ini, kasus pembunuhan jurnalis Udin tidak pernah terungkap.

Kata Tri Wahyu, aksi diam yang digelar hari itu dilakukan sebagai tanda bahwa selama ini warga sudah cukup berbuat dan bersuara. Selanjutnya menjadi tugas pemerintah untuk mengungkap kasus tersebut hingga tuntas.

Setelah melakukan aksi diam, koalisi masyarakat kemudian menyurati Sri Sultan Hamengkubuwono X. Koalisi masyarakat meminta Sri Sultan untuk mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo, agar presiden memerintahkan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) untuk membentuk tim khusus pengusutan kasus Udin sebagaimana presiden membentuk tim khusus untuk kasus Brigadir J. 

Melansir kompas.com, baru-baru ini Kapolri membentuk tim khusus beranggotakan sejumlah perwira tinggi Polri untuk mengungkap Kasus Brigadir J yang korbannya adalah anggota polisi. Kasus Udin yang sudah 26 tahun tidak terungkap ini diharapkan bisa mendapat perlakuan yang sama agar bisa segera terungkap. 

“Kita dorong agar dibentuk tim khusus sama seperti kasus Brigadir J, kesamaan di depan hukum,” jelas Tri Wahyu.

Penuh Rekayasa

“Kasus ini banyak rekayasa. Kita tahu ada polisi namanya Edy Wuryanto alias Frenki yang merekayasa kasus ini,” kata Tri Wahyu.

Pada 1996, Dwi Sumaji alias Iwik diculik oleh Frenki lalu disuruh mengaku sebagai pembunuh Udin di Hotel Queen Parangtritis setelah sebelumnya dicekoki minuman keras dan dijanjikan pekerjaan, uang, dan keselamatan keluarganya. Dalam persidangan, Iwik terbukti tidak bersalah dan bukan merupakan pembunuh Udin. 

Kejanggalan-kejanggalan lain pun tak luput dari catatan. Tri Wahyu bercerita, ada dugaan penghilangan barang bukti berupa sampel sisa darah Udin oleh pihak kepolisian. Selain itu, banyak terjadi teror selama masa jalannya persidangan.

Menurut Tri Wahyu, Frenki pernah menyebut dirinya punya bisnis politik dengan Bupati Bantul saat itu, yakni Sri Roso Sudarmo. Menjelang pemilihan Bupati Bantul, Sri Roso yang dianggap tidak kompeten dalam memerintah dan sering melakukan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme kembali mencalonkan dirinya setelah sebelumnya sempat akan dipindahtugaskan. Hal itu memicu Udin mengungkap borok pemerintahan Sri Roso melalui tulisan-tulisannya. 

Tanda Ancaman 

Kasus Udin pernah menjadi sorotan hingga diangkat dalam satu topik diskusi di Malaysia tentang tantangan wartawan pada 22 Mei 2022 lalu. 

“Kasus Udin penting karena dia adalah jurnalis investigasi pertama di Masa Orba,” kata Shinta Maharani, Direktur Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta dalam diskusi bersama aktivis Malaysia tersebut, dilansir dari Tempo.

Dalam aksi siang itu, Shinta kembali menegaskan bahwa kasus Udin adalah kasus nyata pembungkaman jurnalis. Keengganan pemerintah mengungkap kasus Udin seakan menjadi peringatan bahwa ancaman pembungkaman terhadap jurnalis nyata adanya hingga kini. 

Nyala Harapan

Julian Dwi Prasetya, Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta, mengingatkan Sri Sultan sebagai Gubernur DI Yogyakarta agar tidak kehilangan prioritas untuk selalu mewakili kepentingan publik. 

“Harapannya suara kami dari Koalisi Masyarakat untuk Udin didengar dan dijadikan prioritas,” ucapnya.

Surat yang hari itu dikirimkan koalisi kepada Gubernur diharapkan dapat benar-benar sampai ke tangan presiden dan bisa ditindaklanjuti. 

“Kita tunggu untuk waktu yang tidak terlalu lama. Semoga Bapak Gubernur DIY mengirim surat ke Presiden RI agar dibentuk tim khusus Kasus Udin,” harap Tri Wahyu.

“Merdeka! Tuntaskan Kasus Udin!” sorak masa menutup aksi siang hari itu.

Penulis : Erika

Penyunting : Syahrico

Leave a Reply

Your email address will not be published.